Sabtu, 14 Maret 2015

Muhammad al Mahdi ( Imam Mahdi )



Muhammad al-Mahdi


marsallawo.blogspot.com.Muammad al-Mahdī (lahir 868) adalah Imam Syi'ah ke-12 dan terakhir. Kalangan Syi'ah percaya bahwa Imam Mahdi dilahirkan tahun 868 sebagai Muhammad bin Hasan bin Ali. Imam ke-11 meninggal pada tanggal 8 Rabiulawal 874, sejak saat itu, anaknya Muhammad menjadi Imam. suatu saat dia akan kembali kedunia menumpas dajjal


Cerita, Tentang Imam Mahdi

Imam Mahdī (Muhammad al-Mahdī, Mehdi; "Seseorang yang memandu") adalah seorang muslim berusia muda yang akan dipilih oleh Allah untuk menghancurkan semua kezaliman dan menegakkan keadilan di muka bumi sebelum datangnya hari kiamat.

Hal ini diterangkan dalam sebuah hadist nabi yang diriwayatkan oleh Thabrani.
Telah bersabda Rasulullah SAW:
Sungguh, bumi ini akan dipenuhi oleh kezhaliman dan kesemena-menaan. Dan apabila kezhaliman serta kesemena-menaan itu telah penuh, maka Allah SWT akan mengutus seorang laki-laki yang berasal dari umatku, namanya seperti namaku, dan nama bapaknya seperti nama bapakku (Muhammad bin Abdullah). Maka ia akan memenuhi bumi dengan keadilan dan kemakmuran, sebagaimana ia (bumi) telah dipenuhi sebelum itu oleh kezhaliman dan kesemena-menaan. Di waktu itu langit tidak akan menahan setetes pun dari tetesan airnya, dan bumi pun tidak akan menahan sedikit pun dari tanaman-tanamannya. Maka ia akan hidup bersama kamu selama 7 tahun, atau 8 tahun, atau 9 tahun. (HR. Thabrani)
Hadist lain yang menerangkan tentang kedatangan Imam Mahdi adalah sebagai berikut:
Telah bersabda Rasulullah SAW, "Pada akhir zaman akan muncul seorang khalifah yang berasal dari umatku, yang akan melimpahkan harta kekayaan selimpah-limpahnya. Dan ia sama sekali tidak akan menghitung-hitungnya. (HR. Muslim dan Ahmad)



Etimologi
Imam Mahdi sebenarnya adalah sebuah nama gelar sebagaimana halnya dengan gelar khalifah, amirul mukminin dan sebagainya. Imam Mahdi dapat diartikan secara bebas bermakna "Pemimpin yang telah diberi petunjuk". Dalam bahasa Arab, kata Imam berarti "pemimpin", sedangkan Mahdi berarti "orang yang mendapat petunjuk".

Nama Imam Mahdi sebenarnya seperti yang disebutkan dalam hadist di atas, ia bernama Muhammad (seperti nama Nabi Muhammad), nama ayahnya pun sama seperti nama ayah Nabi Muhammad SAW yaitu Abdullah. Nama Imam Mahdi sama persis dengan Rasulullah SAW yaitu Muhammad bin Abdullah.
Ciri-ciri Imam Mahdi
Tidak ada seorang pun dimuka bumi ini yang mengetahui tentang Imam Mahdi dan ciri-cirinya , kecuali Rasulullah, karena Rasululah dibimbing oleh wahyu. Oleh karena itu bagi kita sebaik-baiknya tempat untuk merujuk tentang perkara ini adalah apa yang baginda Rasulullah katakan dalam hadist-hadistnya sebagai berikut:
Telah bersabda Rasulullah SAW:
Al-Mahdi berasal dari umatku, berkening lebar, berhidung panjang dan mancung. Ia akan memenuhi bumi ini dengan keadilan dan kemakmuran, sebagaimana ia (bumi ini) sebelum itu dipenuhi oleh kezhaliman dan kesemena-menaan, dan ia (umur kekhalifahan) berumur tujuh tahun. (HR. Abu Dawud dan al-Hakim)
Telah bersabda Rasulullah SAW:
Al-Mahdi berasal dari umatku, dari keturunan anak cucuku. (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, dan al-Hakim)
Kemunculan Imam Mahdi
Kemunculan Imam Mahdi bukan karena kemauan Imam Mahdi itu sendiri melainkan karena takdir Allah yang pasti berlaku. Bahkan Imam Mahdi sendiri tidak menyadari bahwa dirinya adalah Imam Mahdi melainkan setelah Allah SWT mengislahkannya dalam suatu malam, seperti yang dikatakan dalam sebuah hadist berikut:
Al-Mahdi berasal dari umatku, yang akan diislahkan oleh Allah dalam satu malam. (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
Kemunculan Imam Mahdi akan di dahului oleh beberapa tanda-tanda sebagaimana yang disebutkan dalam beberapa hadist berikut:
Aisyah Ummul Mukminin RA telah berkata:
Pada suatu hari tubuh Rasulullah SAW bergetar dalam tidurnya. Lalu kami bertanya, 'Mengapa engkau melakukan sesuatu yang belum pernah engkau lakukan wahai Rasulullah?' Rasulullah SAW menjawab, 'Akan terjadi suatu keanehan, yaitu bahwa sekelompok orang dari umatku akan berangkat menuju baitullah (Ka'bah) untuk memburu seorang laki-laki Quraisy yang pergi mengungsi ke Ka'bah. Sehingga apabila orang-orang tersebut telah sampai ke padang pasir, maka mereka ditelan bumi.' Kemudian kami bertanya, 'Bukankah di jalan padang pasir itu terdapat bermacam-macam orang?' Beliau menjawab, 'Benar, di antara mereka yang ditelan bumi tersebut ada yang sengaja pergi untuk berperang, dan ada pula yang dipaksa untuk berperang, serta ada pula orang yang sedang berada dalam suatu perjalanan, akan tetapi mereka binasa dalam satu waktu dan tempat yang sama. Sedangkan mereka berasal dari arah (niat) yang berbeda-beda. Kemudian Allah SWT akan membangkitkan mereka pada hari berbangkit, menurut niat mereka masing-masing. (HR. Bukhary, Muslim)
Telah bersabda Rasulullah SAW:
Seorang laki-laki akan datang ke Baitullah (Ka'bah), maka diutuslah suatu utusan (oleh penguasa) untuk mengejarnya. Dan ketika mereka telah sampai di suatu gurun pasir, maka mereka terbenam ditelan bumi. (HR. Muslim)
Telah bersabda Rasulullah SAW:
Suatu kaum yang mempunyai jumlah dan kekuatan yang tidak berarti akan kembali ke Baitullah. Lalu diutuslah (oleh penguasa) sekelompok tentara untuk mengejar mereka, sehingga apabila mereka telah sampai pada suatu padang pasir, maka mereka ditelan bumi. (HR. Muslim)
Telah bersabda Rasullah SAW:
Sungguh, Baitullah ini akan diserang oleh suatu pasukan, sehingga apabila pasukan tersebut telah sampai pada sebuah padang pasir, maka bagian tengah pasukan itu ditelan bumi. Maka berteriaklah pasukan bagian depan kepada pasukan bagian belakang, dimana kemudian semua mereka ditenggelamkan bumi dan tidak ada yang tersisa, kecuali seseorang yang selamat, yang akan mengabarkan tentang kejadian yang menimpa mereka. (HR. Muslim, Ahmad, Nasai, dan Ibnu Majah)
Telah bersabda Rasulullah SAW:
Akan dibaiat seorang laki-laki antara makam Ibrahim dengan sudut Ka'bah. (HR. Ahmad, Abu Dawud)
Telah bersabda Rasulullah SAW:
Suatu pasukan dari umatku akan datang dari arah negeri Syam ke Baitullah (Ka'bah) untuk mengejar seorang laki-laki yang akan dijaga Allah dari mereka. (HR. Ahmad)
Kepemimpinan Imam Mahdi
Dalam hadist yang disebutkan di atas Imam Mahdi akan memimpin selama 7 atau 8 atau 9 tahun. Semasa kepemimpinannya Imam Mahdi akan membawa kaum muslimin untuk memerangi kezaliman, hingga satu demi satu kedzaliman akan tumbang takluk dibawah kekuasaanya.
Kemenangan demi kemenangan yang diraih Imam Mahdi dan pasukannya akan membuat murka raja kezaliman (Dajjal) sehingga membuat Dajjal keluar dari persembunyiannya dan berusaha membunuh Imam Mahdi serta pengikutnya.

Kekuasaan dan kehebatan Dajjal bukanlah lawan tanding Imam Mahdi oleh karena itu sesuai dengan takdir Allah, maka Allah SWT akan menurunkan Nabi Isa dari langit yang bertugas membunuh Dajjal. Imam Mahdi dan Nabi Isa akan bersama-sama memerangi Dajjal dan pengikutnya, hingga Dajjal mati ditombak oleh Nabi Isa di "Pintu Lud" dalam kompleks Al-Aqsa.

Referensi
Sumber:
wiki
Arifuddin Ali


Imam Mahdi Menurut Ibn ‘Arabi

Syekh al-Akbar Muhyiddin Ibn ‘Arabi qs, di dalam salah satu karya magnum opusnya, Futuhat al-Makkiyyah mengatakan, “Ketahuilah bahwa al-Mahdi as itu pasti keluar, namun ia tidak akan keluar kecuali apabila dunia sudah penuh dengan kezaliman dan dialah yang akan melenyapkan kezaliman itu dan menggantikannya dengan keadilan.

Imam Mahdi berasal dari keturunan Rasulullah Saw, dari putra Fatimah as. Kakeknya adalah Husain bin Ali as dan ayahnya adalah Imam Hasan al-Askari bin Ali al-Naqi bin Muhammad al-Taqi bin Imam Ali al-Ridha bin Imam Musa al-Kazhim bin Imam Ja’far al-Shadiq bin Muhammad al-Baqir bin Imam Ali Zainal Abidin bin Imam Husain bin Imam Ali bin Abi Thalib as.

Namanya sama dengan nama Rasulullah Saw. Dia dibaiat oleh kaum muslimin di antara Rukun dan Maqam (keduanya ada di dalam lingkungan Masjidil Haram, Makkah). Rupanya mirip dengan rupa Rasulullah Saw dan orang yang paling berbahagia dengan kedatangan Imam Mahdi ini adalah penduduk Kufah. Dia membagi-bagikan harta dengan adil.

Khidir as berjalan di mukanya. Dia hidup (memerintah) selama 5 tahun atau 7 tahun atau 9 tahun. Dia bakal membuka kota Roma dengan 70.000 kaum muslimin. Dengannya Allah mengembalikan kemuliaan Islam yang telah pudar.

Dia akan menghapus segala macam pajak, dan menyeru ke jalan Allah dengan pedang (dengan tegas). Siapa yang mengikuti seruannya selamat dan siapa yang membangkang akan dibunuh. Dia menghukum dengan hukum agama yang murni. Dalam banyak masalah, dia berbeda dengan mazhab-mazhab yang sudah dikenal.”

Muhyiddin Ibn ‘Arabi melanjutkan : “Sesungguhnya apabila al-Mahdi sudah keluar maka seluruh kaum muslimin menjadi gembira, baik para pemuka maupun orang-orang awam. Ia mempunyai pembantu-pembantu yang membantunya menegakkan dakwahnya. Mereka adalah para wazir yang melaksanakan segala urusan pemerintahan dan membantunya dalam segala urusan yang dipercayakan oleh Allah kepadanya.

Pada masanya, Allah swt menurunkan Nabi Isa as, yaitu di Menara Putih, arah Timur dari kota Damaskus. Nabi Isa as dibawa oleh 2 malaikat, di sebelah kanan dan di sebelah kirinya. Saat itu orang-orang sedang melaksanakan shalat Ashar…”

Di bagian lain kitab Futuhat-nya, Syekh Ibn ‘Arabi mengatakan : “Allah telah mengangkat beberapa orang wazir untuk al-mahdi yang disembunyikan Allah baginya di Alam Ghaib. Maka tidaklah ia mengerjakan sesuatu pekerjaan melainkan lebih dulu ia bermusyawarah dengan mereka. Para wazir itu tidak lebih dari 9 orang dan tidak kurang dari 5 orang.”

Juga disebutkan di dalam kitab Futuhat : “Al-Mahdi berpedoman dengan syariat Muhammad Saw yang diilhamkan oleh malaikat kepadanya. Ia menetapkan hukum dengan syariat tersebut, seperti yang disebutkan di dalam salah satu hadis tentang al-Mahdi : “Dia itu mengikuti sunnahku”

(Dikutip dari buku karya ‘Allamah Syaikh Muhammad Ali Shabban: Teladan Suci Keluarga Nabi, hlm. 102, Penerbit Al-Bayan, Cet. IV, 1994)




Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu., tetapi Dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. dan adalah Allah Maha mengetahui segala sesuatu. (Q33:40)


Al Mahdi


Dan datanglah dari ujung kota, seorang laki-laki dengan bergegas-gegas ia berkata: “Hai kaumku, ikutilah utusan-utusan itu”. Ikutilah orang yang tiada minta Balasan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS 36:20-21)
 Seperti halnya mentari yang tak pernah menagih imbalan kepada semua makhluk atas siraman cahayanya, oksigen, air, udara, tanah, dan semua unsur pembangun kehidupan, yang tak pernah juga meminta imbalan, maka ikutilah orang yang mengajarkan dengan petunjuk Ilmu Pengetahuan yang lurus, Shirathaal Mustaqiim, dengan bimbingan yang benar tanpa meminta imbalan.

Merekalah hamba-hambaNya yang sejati, merekalah al-Mahdi yang sesungguhnya. Dan mereka bisa jadi, Anda, anda , anda dan siapa saja yang menetapi jalan keikhlasan dengan yaqin, istiqomah, syabar, syukur, dan tentunya berkesadaran atas CintaNya bagi semua makhluk, Dia – Allah, Yang Maha Pengasih dan Maha Pengampun.

Apa arti sesungguhnya kata “al-mahdi“ yang sering diaku-aku oleh banyak manusia yang keliru memahami istilah dan nama tersebut?

Menurut Syekh Muhyidin Ibnu Arabi dalam kitab Futuhat al-Makkiyah bab 366 (referensi yang mengulas hal ini), yang banyak dijadikan bahasan para pemikir orientalis maupun tasawuf, kata Al-Mahdi tidak ada di dalam al-Qur’an sebagai suatu nama. Namun dalam bentuk asalnya adalah pasif partisipel dari kata kerja “hada” (artinya “memberi arah atau bimbingan yang benar , di jalan yang benar’). Secara harfiah al-Mahdi berarti “orang yang terbimbing dengan benar“. Dalam AQ, arah yang benar tidak lain adalah menuju dan sampai kepada Allah, bersama Allah, dengan daya dan upaya Allah, dan dengan Pertolongan serta Perlindungan Allah dengan Berserah Diri alias Islam. Tidak ada kehendak “aku sebagai makhluk berkekuatan“ di dalam proses perjalanan tersebut, yang ada adalah kehambaan mutlak dengan Islam.

Meskipun bentuk akar kata “hada” dijumpai di AQ hampir 330 kali, tapi bentuk kata “al-Mahdi“ tidak ada dalam al-Qur’an. Meskipun di beberapa hadits yang masih diperdebatkan al-Mahdi sering muncul sebagai sebuah “nama“ kehormatan atau gelar. Namun, makna dan artinya sesungguhnya menunjuk kepada makna biasa yang menjelaskan sosok yang spiritual yaitu yang “memperoleh bimbingan yang benar“, yang telah menerima secara aktif dan mencerap tataran isyarat Ilahiyah dalam kehidupan yang paripurna.

Bahkan dalam banyak hal penerima itu sendiri sebagi “al-Mahdi“ merepresentasikan Kehidupan dalam seluruh tatanan realitas karena cerapannya mewakili pengalaman Isra dan Mi’raj Muhammad SAW. Namun, tentu saja, aktualitasnya berdasarkan potensi-potensi dasarnya yang sesuai dengan ruang-waktunya, sunnatullahNya, dan tentunya berbeda dengan pengalaman Nabi Muhammad SAW di zamannya.
Dalam kenyatannya yang umum, yang dimaksud al-Mahdi adalah Umat Islam yang patuh pada perintah dan larangan Allah, serta mengikuti sunnatullrasul dengan taqwa. Jadi, apa yang disebut al-Mahdi secara umum sebenarnya adalah Umat Islam yang patuh pada perintah dan larangan-Nya sebagai Pewaris Pengetahuan Tauhid melalui washilah Nabi Muhammd SAW. Karena itu, adalah kemustahilan kalau al-Mahdi justru menyimpang dari ajaran Islam dimana Shalat merepresentasikan Namaz, Miraj, Iman, Islam dan Ihsan sebagai penyaksian dan aktualitas Jamal dan Jalal Allah dengan syahadat :
Laa ilahaa illaa Allah, Muhammadurrasulullah
Dan tidak ada tujuan lain bagi semua makhluk ciptaan Allah kecuali hanya menjadi saksi dan menyatakan kembali Jamal dan Jalal Allah dengan kalimat syahadat tersebut. Maka , ia yang mengaku menjadi Utusan Tuhan dengan istilah apapun, apalagi mengabaikan kalimat syahadat dan shalat , serta tidak memenuhi syarat dasar sebagai yang terbimbing dengan benar sesuai dengan tuntunan al-Qur’an dan HANYA bergantung pada Pertolongan Allah semata tidak lain adalah Tukang Kibul atau Orang yang terkelabui oleh nafsu ibadahnya sendiri.

Tak ada parameter lain selain kalimat Syahadat dengan Islam yang utuh sebagai syarat untuk menilai seseorang maupun suatu kaum telah berlepas diri dari Rahmat Allah. Jadi, silahkan Anda mengambil sikap apakah masih Islam atau malah berlepas diri dari Rahmat Tuhan untuk menampilkan Murka-Nya.

Terima kasih semoga bermanfaat.
marsallawo.blogspot.com

Tidak ada komentar:

FeedCount